Semarang, 18 Maret 2021
Dalam perjalannanya menjadi seorang guru matematika disebuah
desa terpencil, membuat Desi Istiqomah sedikit frustasi karena sulitnya
ditemukan siswa yang pandai dalam matematika. Semangatnya kembali meningkat
ketika mendapatkan seorang murid yang sangat cemerlang dalam pelajaran
matematika, namun dalam hitungan hari sang guru kecewa lagi dikarenakan si anak
cemerlang matematika lebih memilih untuk mengabaikan kecerdasannya. Berbagai
cara dilakukan sang guru agar siswanya pandai dalam pelajaran yang “menakutkan”
sehingga tak jarang siswa yang bisa tiba-tiba sakit perut saat pelajaran
matematika.
Hingga suatu hari Ibu Guru Desi dipertemukan dengan Aini,
seorang siswa yang selalu sakit perut ketika pelajaran matematika. Aini
bersemangat ingin belajar matematika setelah ayahnya sakit dan harus di
sembuhkan dengan pengobatan modern, dimana saat itu Aini tahu bahwa dengan
pandai matematika akan mengantarkannya menjadi seorang dokter agar bisa
menyembuhkan ayahnya.
Dalam menghadapi Aini yang sama sekali tidak bisa pelajaran
matematika, Ibu Desi mencoba berbagai cara yang sesuai dengan model belajar
Aini. Ibu Desi hamper frustasi sebelum menemukan cara belajar yang cocok untuk
Aini yaitu dengan buku principal of calculus. Seorang siswa bernama Aini yang
memiliki semangat tinggi dan optimis bisa menakhluikkan matematika dipadukan
dengan Ibu Guru Desi yang cerdas dan mampu menemukan cara belajar Aini secara
tepat sehingga Aini mampu menjadi siswa berprestasi di sekolah.
Dengan melihat berbagai latar belakang siswa di SD Juara
Semarang, maka sudah seharusnya guru tidak menyamaratakan cara belajar
keseluruhan siswa. Belajar dari Ibu Desi dalam novel Guru Aini, alangkah
baiknya jika setiap guru mampu mengetahui cara belajar setiap siswa sehingga
mampu menemukan formula yang tepat dalam mengajar agar ilmu bisa maksimal
diterima siswa. Pada dasarnya setiap siswa adalah unik dan memiliki kecerdasan
pada bidangnya masing-masing, tugas guru
untuk mengasahkan kecerdasan siswa dan meningkatkan potensi diri yang dimiliki.
Bahkan ketika menurut seorang guru, jika ada siswa yang
tidak mampu menerima suatu pelajaran dengan baik atau bahkan nilainya sangat
minimal. Bisa jadi karena kita sebagai seorang guru belum menemukan formula
yang tepat dalam metode belajar siswa.
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa diupayakan guru
bersama siswa dan orang tua siswa dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa
dan menemukan potensi diri yang harus dikembangakan. Guru sebagai fasilitator
dalam menyampaikan ilmu harus mampu menemukan keunikan siswa dan gaya belajar
siswa yang sesuai agar kemampuannya bisa tereksplorasi dengan maksimal. Siswa
sebagai penerima ilmu juga harus memiliki semangat juang yang tinggi dalam
belajar, pantang menyerah dalam menghadapi pembelajaran yang belum dipahami.
Sedangkan yang terakhir adalah orang tua sebagai pendukung belajar anak dirumah
harus terbuka dan siap mendukung siswa dan guru dalam mengembangkan potensinya.
0 Komentar